Skip to Navigation Skip to Content

Nabi Ismail a.s

Dua beranak membangun Kaabah
"Dan, bacakanlah didalam kitab (al-quran) ini perihal Nabi Ismail; sesungguhnya dia adalah benar janjinya, dan dia seorang Rasul lagi berpangkat Nabi." (Maryam:54)
Nabi Ismail a.s adalah putra Nabi Ibrahim a.s. melalui Hajar melahirkan ketika bapaknya berusia 87 tahun di Palestina, tapi kemudian dibesarkan di Makkah.
"Segala puji bagi Allah yang telah mengurniakan kepadaku ketika tua, Ismail dan Ishak. Sesungguhnya tuhanku maha mendengar doa permohonan." (Ibrahim:39)
Kelahiran Baginda sangat membahagiakan hati bapaknya, sebagaimana rasa syukur yang di panjatkan bapaknya (Nabi ibrahim)
Makkah, tempat baginda dibesarkan, dahulunya kawasan lembah yang tandus, tetapi kemudian menjadi subur dan makmur, berasal dari doa Nabi Ibrahim, sehingga hari ini menjadi tumpuan dunia.

Disitu jugalah permulaan munculnya mata air Zam-zam, setelah Hajar berusaha mencari air untuk di berikan kepada putranya, Nabi Ismail.

Nabi Ismail kawin dengan wanita suku Jurhum. Baginda dan bapaknya manusia yang pertama membangun Kaabah. Bapaknya (nabi ibrahim) berkata: "Wahai Ismail, sesungguhnya Allah memerintahkan kepadaku dengan suatu perintah."
Lalu Nabi Ismail berkata: "Terangkanlah kepadaku".
Nabi Ibrahim menerangkan: "sesungguhnya Allah memerintahkan kepadaku supaya membangun sebuah rumah di sumber zam-zam.

Dua beranak itu kemudian membangun rumah Allah (baitul Atiq). Nabi Ismail membawa batu, sedangkan Nabi Ibrahim menjadi tukangnya. Nabi Ibrahim berkata kepada Ismail: "Bawakan batu yang baik kepadaku untuk aku letakkan di satu sudut supaya ia menjadi tanda kepada manusia."

Setelah itu Nabi Ismail mendapat ilham dari Jibril supaya mencari batu hitam untuk di serahkan kepada bapaknya.

Setiap kali bangun mereka berdoa: "Wahai tuhan kami, terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkau maha mendengar lagi maha mengetahui."

Ada satu kisah yang menceritakan Nabi Ibrahim singgah di rumah Nabi Ismail untuk bertanya keadaan anak menantunya. Disebabkan Ismail tak ada, Nabi Ibrahim hanya bicara dengan menantunya (istri Nabi Ismail).
Menantunya berkata, mereka sekeluarga berada dalam kesempitan. Lalu Nabi Ibrahim berkata: "Apakah kamu mempunyai jamuan, makan dan minuman?" Jawab istri Nabi Ismail: "Aku tidak mempunyainya, malah apapun tiada."

Kelakuan istri Nabi Ismail itu kurang bagus di pandang Nabi Ibrahim karena kelihatan tidak Ihklas terhadap nikmat Allah dan bosan hidup bersama suaminya, malah bersifat kikir karena tidak menyambut tamu sebagaimana mestinya.

Nabi Ibrahim berpesan kepada menantunya itu: " Jika suamimu kembali, sampaikanlah salamku kepadanya dan katakan kepadanya supaya dia mengganti pintunya."

Tak berapa lama Nabi Ismail pulang lalu bertanya pada istrinya: "Apakah ada orang datang menemui kamu?". Istrinya menjawab: "Ya, ada orang tua mengunjungi kita"
Nabi Ismail berkata: " Apakah dia mewasiatkan sesuatu kepadamu?"
Istrinya menjawab : "ya, dia menyuruh menyampaikan salam kepadamu dan meminta ku mengatakan kepadamu supaya menggantikan pintumu."

Nabi Ismail berkata: "Dia adalah bapak ku. Sesungguhnya dia menyuruh supaya menceraikan kamu, maka kembalilah kepada keluargamu."

Setelah menceraikan Istrinya, Nabi ismail kawin lagi, dan kali ini dengan seorang lagi wanita dari suku Jurhum. Istri baru itu mendapat redho dari bapaknya karena pandai menghormati tamu, tidak menceritakan perkara yang menjatuhkan harga diri suami kepada orang lain dan bersyukur dengan nikmat Allah.

Nabi Ismail hidup dengan istri barunya itu hingga melahirkan beberapa orang anak.
Baginda mempunyai 12 orang anak laki-laki dan seorang anak perempuan yang kemudian di kawinkan dengan anak saudaranya, yaitu Al-'Ish bin Ishak.

Semua anak laki-lakinya menjadi pemimpin kabilah dan nama mereka di terangkan dalam Taurat. Dari keturunan Nabi Ismail menjadikan bangsa Arab terkenal dengan keturunan Mustakribah, kemudian sampai kepada kelahiran Nabi Muhammad s.a.w.

Pada suatu ketika, Nabi Ibrahim bermimpi menyembelih Nabi Ismail, Lalu disampaikan hal itu kepada anaknya. Di jawab Nabi Ismail: "Wahai bapakku, kerjakanlah apa yang di perintahkan kepadamu, Insya Allah kamu akan mendapati aku termasuk orang yang sabar."

Al-Quran menjelaskan perintah sembelih terhadap Ibrahim itu adalah Ismail. Kemudian Allah memberikan Khabar gembira kepada Ibrahim dengan kelahiran seorang lagi putra baginda,
yaitu Ishak.

Nabi Ismail menjalani kehidupan selama 137 tahun. baginda wafat di Makkah, lalu dimakamkan disisi kubur ibunya di Al-Hijr.

Tapi Taurat menerangkan, Baginda meninggal dunia di Palestina dan di makamkan di situ.
Bagaimanapun itu, menurut Ahli sejarah Arab, Nabi Ismail meninggal dunia dan di makamkan di Makkah.
Posted under:
4 Comments Make A Comment
  • Anonymous Said:

    terjadi banyak intrik di keturunan para nabi adalah karena sang nabi hanya memberikan satu berkat (kasih sayang) atau dua berkat pada anak-anaknya, hingga anak yang lain yang tidak diberkati menjadi cemburu dan berbuat jahat pada saudaranya yang diberkati. Nabi ibrahim hanya peduli pada ishak. nabi ishak hanya peduli dengan Esau (Ish). Nabi Yakub hanya peduli dengan Benyamin n yusuf. ibroh dari cerita mereka adalah jangan seperti mereka, walaupun manusiawi, tapi sebisa mungkin hindari saling membeda-bedakan anak.

  • Zain Said:

    zrtikelnya saya copy ya..

    saya harap anda ikhlas

  • Anonymous Said:

    SAYA

    ANONYMOUS SOK TAU....SEJARAH DI BELOK BELOKAN ...GA JELAS LO...

  • Anonymous Said:

    itu yg anon komen paling atas sok tau amat

Leave a comment